Jaringan Relawan Anies: Pemilihan Cawapres Muhaimin Tidak Mendadak

Hermawan Priyono | Selasa, 05/09/2023 23:58 WIB

Jaringan Nasional Relawan Anies Baswedan Jawa Timur menukas, hadirnya Muhaimin sebagai pasangan Anies Baswedan tidak mengejutkan. Prosesnya sudah berjalan lama, bahkan saat Nasdem dan Anies menghadiri halaqoh ulama di Ponpes Dresmo Surabaya, nama Muhaimin sudah menjadi pertimbangan dan didukung oleh ratusan ulama yang hadir. Dhimam Abror (kiri), Ketua Jaringan Relawan Anies Jawa Timur menegaskan, kemunculan Muhaimin sebagai cawapres Anies sudah disiapkan sejak lama. (Foto.Hermawan Priyono)

SITUSJATIM - Hadirnya Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies Baswedan memantik rasa penasaran publik. Banyak argumentasi yang menyeruak menganalisa pasangan yang sangat mengejutkan dan diluar prediksi tersebut.

Dhimam Abror Djuraid, Ketua Jaringan Nasional Relawan Anies Baswedan Jawa Timur menjawab penasaran publik terkait dengan pasangan Anies - Muhaimin yang disingkat AMIN.

Menurut  Dhimam Abror yang juga seorang jurnalis senior tersebut, hadirnya Muhaimin sebagai pasangan Anies Baswedan tidak mengejutkan. Prosesnya sudah berjalan lama. Bahkan, saat Nasdem dan Anies menghadiri halaqoh ulama di Ponpes Dresmo Surabaya, nama Muhaimin sudah menjadi pertimbangan dan didukung oleh ratusan ulama yang hadir.

"Sebenarnya ini tidak tiba-tiba ya. Bahkan waktu 10 Agustus kemarin, waktu halaqoh ulama di Ponpes Dresmo, nama Muhaimin sudah muncul dan mendapatkan respon positif dari para kyai yang hadir," ujar Dhimam Abror.

Baca juga :

Disampaikan oleh Dhimam Abror, ada lima nama prioritas tokoh NU yang akan digandengkan dengan Anies Baswedan. Mereka adalah Khofifah Indar Parawansa, Yenni Wahid, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Mereka menurut Abror adalah tokoh yang kuat di barisan akar rumput yang berbasis NU. Sayangnya, hanya Muhaimin yang akhirnya bersedia menerima pinangan Nasdem untuk bersanding dengan Anies Baswedan.

"Ada beberapa nama yang disebut dan sangat mengakar di kalangan Nadliyin atau NU, yaitu Khofifah, Yeni Wahid, Muhaimin dan Mahfud M.D. Khofifah dan Yeni menolak dan akhirnya Muhaimin yang jadi pilihan," lanjut Dhimam Abror.

Upaya pendekatan terhadap Muhaimin pun intens dilakukan. Saat Anies berkunjung ke Surabaya untuk menyapa pendukungnya, menurut Abror ada rencana berjumpa dengan Muhaimin Iskandar. Namun saat itu Muhaimin masih belum berjodoh dengan Anies Baswedan.

"Sebenarnya waktu Pak Anies ke Surabaya ada rencana ketemu Muhaimin tapi sepertinya belum berjodoh," lanjut Abror.

Kehadiran Muhaimin menjadi pasangan Anies Baswedan menurut Abror sangat menggembirakan. Bahkan akan meringankan beban kerja para relawan. Jatim menurut Dhimam Abror harus digarap maksimal karena siapa yang menang di Jatim berpeluang menang nasional.

"Battle ground sesungguhnya itu di Jatim. Jadi kerja relawan akan lebih maksimal dengan hadirnya Muhaimin. Semua tahu dia sangat mengakar di NU dan Jatim. Jaringan juga luas dan sangat dekat dengan para ulama besar. Ini hal penting untuk bisa menang di Jatim," lanjut Abror.

Menyinggung tentang Demokrat dan PKS yang keluar dari bangunan koalisi, Dhimam Abror menyampaikan bisa memahami. Karena pilihan politik menurut Dhimam Abror tidak akan bisa memuaskan semua pihak dan pasti ada resikonya.

"Ya, pasti pilihan politik tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Namun harus bisa dipahami bersama," lanjutnya.

Terkait dengan Partai Demokrat, Dhimam Abror masih berharap partai yang didirikan SBY tersebut masih berada di koalisi dan tidak mundur. Kalau kemudian Anies lebih memilih Muhaimin daripada AHY seharusnya bisa dipahami oleh Partai Demokrat.

"Saya berharap Demokrat masih dalam satu barisan. Kalau kemudian nama Muhaimin yang dipilih tentu lebih pada ukuran mengakar dan kyai. Seharusnya bisa dipahami. Saya masih berharap Demokrat bersama kita," pungkas Dhimam Abror.

TAGS : Muhaimin cawapres Anies pilpres capres