SITUSJATIM - Memasuki tahun kelima, Program SIAP SIAGA melaksanakan Misi Pemantauan Bersama (Joint Minitoring Mission/JMM) di Jawa Timur untuk menakar kemajuan-kemajuan yang sudah dicapai oleh SIAP SIAGA. Program SIAP SIAGA merupakan Kemitraan Australia-Indonesia untuk Manajemen Risiko Bencana yang bertujuan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menanggapi, dan memulihkan diri dari bencana serta memperkuat kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam aksi kemanusiaan di kawasan Indo Pasifik.
Team Leader SIAP SIAGA, Lucy Dickinson, menjelaskan bahwa kegiatan JMM menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan dari pemerintah Australia dan Indonesia untuk mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan SIAP SIAGA di Jawa Timur serta mendiskusikan capaian dan pembelajaran yang didapat bersama mitra dan pemangku kepentingan terkait. JMM, yang merupakan kegiatan tahunan yang mengunjungi langsung lokasi-lokasi implementasi program, adalah bagian dari kesepakatan terkait akuntabilitas dan tata kelola program.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan SIAP SIAGA – dari tingkat nasional maupun daerah – atas partisipasi mereka dalam JMM 2024. Kami sangat berterima kasih atas kepemimpinan dan dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Australia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan mitra pemerintah provinsi serta kabupaten lainnya di Jawa Timur," ujar Lucy.
Steve Scott, Interim Consul General di Konsulat Jenderal Australia Surabaya, mengapresiasi komitmen semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah provinsi Jawa Timur, atas komitmen dan kerja sama yang berkelanjutan dalam membangun ketangguhan bencana dan memperkuat sistem untuk mempersiapkan serta merespons bencana melalui program SIAP SIAGA.
Scott menekankan bahwa Pemerintah Australia berkomitmen untuk mendorong kolaborasi antara kedua negara guna memperkuat manajemen risiko bencana dan ketangguhan di Jawa Timur serta Indonesia secara umum. "Melalui JMM 2024 ini, kami dapat belajar dari banyak pencapaian dan praktik baik yang telah dihasilkan oleh Pemerintah Jawa Timur, termasuk hasil dari kerja sama dengan SIAP SIAGA. Ini tidak hanya penting untuk pembelajaran dan akuntabilitas kami, tetapi juga sebagai referensi untuk daerah lain serta untuk menginformasikan prioritas untuk program di masa depan."
JMM 2024 yang berlangsung selama 3 – 5 September 2024 akan menampilkan pameran pengetahuan, Rumah Resiliensi, dan talk show berjudul "Melangkah Bersama untuk Memperkuat Sistem Penanggulangan Bencana yang Inklusif di Jawa Timur" pada hari pertama. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan hasil dan pembelajaran program di Jawa Timur, dengan penekanan pada inklusi disabilitas dan kesetaraan gender. Kegiatan akan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan secara simultan oleh 2 kelompok ke Kabupaten Pasuruan pada hari kedua. Misi ini akan diakhiri pada hari ketiga dengan diskusi dan kunjungan ke Kecamatan Tosari.
Misi ini juga akan membahas lebih lanjujt terkait progres dalam operasionalisasi Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan Bencana (SPM SUB), penguatan koherensi kebijakan di tingkat nasional dan daerah, promosi dan praktik inklusif dalam penanggulangan bencana, serta percepatan inisiatif pembangunan ketangguhan komunitas.
JMM 2024 diharapkan dapat menghasilkan laporan rinci berdasarkan tinjauan pendekatan program SIAP SIAGA dengan para pemangku kepentingan nasional dan daerah, identifikasi pelajaran dan rekomendasi untuk program di masa depan, serta kisah-kisah dampak yang muncul.
Laporan ini akan menjadi produk pengetahuan yang berharga untuk meningkatkan upaya manajemen risiko bencana dan kesiapsiagaan di masa depan di Jawa Timur dan provinsi lainnya di Indonesia.
Provinsi Jawa Timur rentan terhadap setidaknya 14 jenis ancaman bencana, dengan berbagai tingkat kerentanan dan kapasitas di seluruh wilayah. Kehadiran Program SIAP SIAGA di Jawa Timur telah diterima dengan baik oleh Asisten 1 Sekda Provinsi Jawa Timur Benny Sampirwanto, yang mengapresiasi kontribusi Pemerintah Australia dalam memperkuat manajemen risiko bencana dan kesiapsiagaan di provinsi ini.
“Hasil Program SIAP SIAGA sudah dirasakan oleh masyarakat Jawa Timur. Selain mendukung pemerintah daerah dalam melaksanakan pengawasan dan audit kebijakan penanganan bencana, program ini juga mengarusutamakan inklusivitas, utamanya bagi penyandang disabilitas ,” papar Benny.
Keterlibatan penyandang disabilitas dalam program penanganan bencana dinilai sangat penting. Saat ini, terdapat 17.000 orang penyandang disabilitas di Provinsi Jawa Timur.
Program SIAP SIAGA memfasilitasi penyandang disabilitas dalam memberikan masukan bagi program dan kebijakan pemerintah daerah dalam manajemen risiko bencana, sehingga langkah aksi pemerintah daerah menjadi lebih inklusif, tambahnya. .
Kolaborasi yang inklusif sebagai syarat untuk memperkuat ketangguhan lokal
Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menekankan peran penting kolaborasi pentahelix dalam implementasi SPM SUB. Pendekatan ini mendorong kolaborasi melalui berbagi pengetahuan, keahlian, dan pengalaman, sekaligus membangun kepercayaan dan keyakinan di antara para aktor, yang menghasilkan solusi yang saling menguntungkan, terutama dalam pengurangan risiko bencana dan resiliensi berkelanjutan.
“Perlu adanya program berbasis komunitas yang membangun kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat menghadapi bencana,” kata Raditya.
Ancaman bencana di Provinsi Jawa Timur tergolong cukup tinggi. Program SIAP SIAGA bekerjasama dengan mitra lokal, memperkuat masyarakat untuk siap untuk menghadapi segala bentuk ancaman bencana itu, baik berupa banjir, letusan gunung berapi maupun tanah longsor.
Harapannya, dengan misi pemantauan Bersama ini, pembelajaran yang ada di Jawa Timur bisa kita gunakan untuk menjadi salah satu model yang bisa diterapkan juga di wilayah lain di Indonesia, terkait bagaimana meningkatkan daya lenting masyarakat untuk siap menghadapi bencana di masa depan.
Kolaborasi inklusif juga telah diimplementasikan di Jawa Timur, dengan salah satu pencapaian terbarunya adalah pembentukan Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana (ULD-PB) pada 25 Juni 2024. Pencapaian merupakan hasil dari kolaborasi antara BPBD Jawa Timur, Program SIAP SIAGA, dan perwakilan dari 5 kelompok disabilitas yang berbeda dalam tim kerja ULD-PB. Inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian Desa Tangguh Bencana Inklusif (DESTANA) di Jawa Timur.
Senada, Kepala BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pelaksanaan JMM 2024 di Jawa Timur, yang dapat dilihat sebagai momen untuk merefleksikan hasil dari kolaborasi antara BPBD Jawa Timur dan Program SIAP SIAGA dalam membangun ketangguhan lokal berbasis komunitas melalui berbagai inisiatif.
Provinsi Jawa Timur telah mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana baik pada tahap pra bencana, saat bencana, maupun pasca bencana. Cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan penguatan kelompok maupun komunitas masyarakat, seperti komunitas desa, komunitas disabilitas, komunitas sepeda kayuh, komunitas motor, dan sebagainya.
Program SIAP SIAGA juga telah mendukung BPBD dalam percepatan capaian pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur dan juga mendukung ketangguhan melalui kegiatan mahasiswa perguruan tinggi dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.
Dia berharap dukungan dari Pemerintah Australia akan terus berlanjut untuk memperkuat ketangguhan dan kesiapsiagaan bencana di Jawa Timur.